Keajaiban yang Terjadi Ketika Nabi Muhammad SAW Lahir

Seorang Nabi yang kelahirannya sudah dinanti-nantikan oleh orang-orang sebelumnya. Bahkan dalam beberapa riwayat disebutkan bahwa kelahiran Nabi Muhammad SAW sudah dikabarkan sejak masa Nabi Adam as. Bagaimana tidak? Sosok yang akan lahir adalah Sang Nabi akhir zaman, pemimpin para Nabi, Makhluk Allah yang paling mulia, pembawa cahaya kebenaran Islam yang paling sempurna, dan sosok yang akan membawa kedamaian pada seluruh alam, Nabi Muhammad SAW. 

Kemuliaan Rasulullah SAW sudah disebutkan dalam wahyu-wahyu yang disampaikan kepada nabi-nabi sebelumnya. Bahkan tanda-tanda kenabian secara rinci sudah diketahui oleh para ahli kitab kala itu. Berbagai umat salah satunya umat Yahudi sudah sangat menantikan kedatangan Rasul terakhir ini. Bahkan beberapa dari mereka ada yang sengaja tinggal di Madinah menanti kedatangan Sang Nabi terakhir. 

Rasulullah SAW lahir di kota Mekkah pada malam hari tepatnya di tanggal 12 Rabiul Awal Tahun Gajah atau bertepatan juga dengan tanggal 22 April tahun 571 Masehi (Beberapa sumber menyebutkan tanggal 20-23 April dan bahkan ada yang menyebutkan bertepatan tanggal 29 Agustus 580 Masehi). Momen kelahiran Rasulullah diwarnai dengan berbagai keajaiban yang luar biasa. Mulai dari munculnya tanda-tanda kebaikan hingga terjadinya tanda-tanda kejatuhan kerajaan-kerajaan zalim pada masa itu. Mari kita ulas lebih dalam mengenai keajaiban yang terjadi ketika Nabi Muhammad SAW lahir.

Cahaya yang sampai hingga dua kota

Kelahiran Sang khalifatul anbiya merupakan peristiwa yang sangat luar biasa dan tidak pernah terjadi sebelumnya. Menurut Syaikh Ali Jaber rahimahullah, bahkan ketika ibundanya Siti Aminah ra mengandung Rasulullah Saw, beliau tidak merasakan sakit atau kesusahan apapun selayaknya wanita hamil pada umumnya. Ketika malam kelahiran Rasulullah Saw tiba, Siti Aminah ra bermimpi. Ia diberitahu bahwa akan lahir orang yang mulia.

Saat bayi itu lahir, maka bacalah u’iidzuhu bil waahidis-shomad min kulli syarri haasid (di riwayat lain “u’iidzuhu billaahil ahadis-shomad min kulli syarri haasid”) yang artinya “aku melindungkan anak itu kepada Allah Yang Maha Esa dari segala keburukan dan segala hasud“. Sebuah doa yang bisa kita terapkan ketika kita memiliki anak yang baru lahir supaya Allah melindunginya dari segala keburukan dan hasad.

Saat kelahiran Rasulullah Saw, muncul cahaya yang amat terang. Dari cahaya itu muncul gambaran kota Basroh dan Syam. Perlu diketahui bahwa pada kala itu, dua kota tersebut dikuasai oleh para musuh Islam. Cahaya tersebut menjadi sebuah tanda bahwa Islam akan sampai pada kota-kota tersebut. Allah memperlihatkan peristiwa ini kepasa Siti Aminah ra supaya menumbuhkan rasa tenang pada Siti Amniah ra karena melahirkan anak yang mulia yaitu Rasulullah Saw.

Lahir bersujud dan sudah disunat

Biasanya ketika seorang bayi lahir, maka ia akan menangis dan dalam keadaan gemetar. Namun berbeda dengan Rasulullah SAW. Dalam ceramahnya, Syaikh Ali Jaber rahimahullah menyebutkan bahwa Rasulullah SAW lahir dalam keadaan bersujud kemudian tangannya dalam posisi berdoa. Seorang anak laki-laki yang lahir pasti harus disunat. Selain sebagai syariat, menyunat anak juga memiliki manfaat medis lainnya. Biasanya seorang anak laki-laki akan disunat ketika berumur beberapa bulan atau beberapa tahun. Namun ketika Rasulullah SAW lahir, beliau sudah dalam keadaan sudah disunat.

Nama "Muhammad" pertama

Imam Ibnu Qutaibah menegaskan, salah satu irhâsh atau peristiwa luar biasa yang menjadi pertanda akan dilahirkannya Nabi Muhammad adalah belum ada satu orang pun yang menggunakan kata “muhammad” sebagai nama. Hal ini sengaja Allah lakukan demi menjaga kesucian Nabi Muhammad sebagaimana hal serupa juga dilakukan kepada Nabi Yahya as. (Syihabuddin al-Qastalani, Mawahibul Ladduniyah, 2009: juz I, halaman 374). [3]

Nama tersebut merupakan bentuk isim maf’ul dari kata hamdun yang artinya pujian. Kata hamdun merupakan kata yang tidak asing bagi para penduduk bangsa Arab. Namun tidak pernah ada seorang pun yang pernah berpikiran memberi nama anaknya dengan kata tersebut khususnya nama “Muhammad”.

Nama tersebut diberikan oleh kakeknya, Abdul Muthalib. Kakeknya pernah bermimpi bahwa ia melihat empat rantai yang keluar dari anak itu. Satu rantai ke arah langit, satu ke arah bumi, satu ke arah timur dan satu ke arah barat. Mimpi itu kemudian ditafsirkan bahwa anak tersebut akan memiliki pengikut dari timur dan barat dan akan dipuji oleh langit dan bumi. Sehingga Abdul Muthalib kemudian memberi nama cucunya “Muhammad” dengan harapan bahwa ia akan dipuji oleh seluruh makhluk.

Padamnya api abadi Majusi

Dalam satu riwayat Imam al-Baihaqi disebutkan: “Pada malam kelahiran Nabi Muhammad SAW, balkon istana Kisra runtuh, 14 gereja runtuh, api (sesembahan Majusi) di Persia padam yang sebelumnya menyala selama 1000 tahun, dan gereja Bahira ambles ke tanah.” Menurut Imam az-Zurqani, hadits ini juga diriwayatkan oleh Abu Nu’aim al-Khara’iti, Ibnu ‘Asakir, dan Ibnu Jarir ath-Thabari, yang semua sanadnya sampai kepada Hani al-Makhzumi (Imam Abu Abdilah az-Zurqani, Syarh Mawahibul Ladduniyyah, 2012: juz I, halaman 228). [1] .

Api abadi yang dimaksud adalah api yang disembah oleh kaum Majusi. Kaum ini percaya bahwa api adalah pelindung mereka dari berbagai bahaya. Api abadi ini sudah mereka pertahankan selama sekitar 1000 tahun dan tidak pernah padam. Namun ketika Rasulullah SAW lahir, api itu akhirnya padam. Adakah Tuhan yang membutuhkan hambanya untuk merawatnya? Sungguh pemikiran yang jahil. Peristiwa itu menjadi sebuah bukti bagi kita dan bukti bagi para pengikutnya kala itu bahwa sesembahan yang mereka agung-agungkan akhirnya padam dan tidak berdaya.

Tertutupnya langit dari bangsa jin

Sebelum kelahiran Rasulullah SAW, bangsa jin bisa mencuri informasi yang ada di langit yang berkaitan dengan berbagai perkara salah satunya adalah urusan-urusan di dunia. Perlu kita ketahui bahwa hal tersebut sangat mungkin bagi bangsa jin karena mereka memiliki berbagai jenis. Ada yang bisa terbang, ada yang bisa berpindah tempat dengan cepat, dan ada juga yang bisa berubah bentuk. Jin-jin yang mencuri informasi itu kemudian bekerja sama dengan para penyihir untuk semakin menyesatkan manusia dan seringkali mereka memelintirkan informasi ketika mereka menyampaikannya.

As-Suhaili dalam ar-Raudhul Unf menyampaikan: “Diriwayatkan dalam beberapa hadits yang ma’tsur, dulu iblis bisa mencuri dengar di langit sebelum Nabi Isa diutus. Setelah Isa diutus atau dilahirkan, tertutup tiga lapis langit. Hingga Nabi Muhammad lahir, iblis tidak bisa lagi mencuri dengar sama sekali, sebab setan-setan sudah dilempari dengan bintang-bintang.” (Abul Qasim as-Suhaili, ar-Raudhul Unf, juz II, halaman 194) [2] .

Beruntunglah kita bisa menjadi umat seorang Nabi yang paling mulia dan paling utama, Muhammad SAW. Yang kemuliaannya bahkan sudah terukir jauh sebelum kelahirannya. Mengetahui betapa mulia kedudukannya Nabi kita, alangkah baiknya kita mengikuti ajaran dan nasihatnya dengan sebaik-baiknya. Sungguh malu jika kita mengaku umatnya namun tidak menyempatkan sesaat bagi lisan dan hati kita untuk berselawat kepadanya. Mari kita berselawat untuk Nabi kita yang kita cintai dan kita dambakan. Semoga kita bisa berjumpa dan bercengkrama dengannya di surga-Nya kelak, aamiin yaa rabbal ‘alamiin.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

Allahumma shalli 'ala sayyidina Muhammad wa 'ala ali sayyidina Muhammad

Sumber:
Penulis

Muhammad Rizky S.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!