Keutamaan Nabi Muhammad SAW dari Nabi-Nabi Allah yang Lain

Sebelum kita membahas kelebihan Nabi Muhammad SAW dibandingkan nabi-nabi Allah yang lain, perlu kita pahami terlebih dahulu bahwa artikel ini tidak bertujuan untuk merendahkan kedudukan para Nabi selain Nabi Muhammad SAW. Telah kita ketahui bahwa seluruh makhluk khususnya manusia, seluruhnya memiliki kedudukan yang sama yaitu sebagai hamba Allah. Yang wajib taat beribadah, mengikuti perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.

Habib Ali Zaenal Abidin Al Hamid dalam ceramahnya [1] menjelaskan bahwa para Rasul memiliki keudukan yang sama di sisi Allah dari segi tugas dan pesan yang disampaikan yaitu tugas sebagai utusan Allah dan mendakwahkan tauhid, menyembah hanya kepada Allah. Adapun para Rasul masing-masing memiliki keutamaan tersendiri. Misalnya seorang Rasul yang lahir tanpa sosok ayah di mana ruh nya Allah tiupkan langsung kepada rahim ibunya yaitu Nabi Isa as, ada juga seorang Rasul yang mampu membelah lautan yaitu Nabi Musa as, dan seorang Rasul yang berkedudukan sebagai khaliilullaah, kekasih Allah yaitu Nabi Ibrahim as. Begitu pun Nabi Muhammad SAW, beliau memiliki kemulian tersendiri yang tidak dimiliki Nabi-nabi Allah yang lain.

Pemilik Syafaat di Hari Kiamat

Dalam kutipan suatu hadis, “Wahai Muhammad, angkatlah kepalamu, mintalah, maka engkau akan diberikan, dan berilah Syafaat, maka engkau akan diberikan Syafaat.” (HR Al-Bukhari 4712 dan Muslim 194). [2] Hadis tersebut menggambarkan situasi ketika hari kiamat di alam Mahsyar, di mana seluruh manusia menunggu proses hisab di mulai karena kala itu mereka menunggu begitu lama. Bahkan sebuah riwayat menyatakan bahwa mereka menunggu selama 50.000 tahun. Mereka berlarian mencari para Nabi yang mereka sangka bisa memberi syafaat Mulai dari Nabi Adam as namun Nabi-nabi tersebut tidak bisa. 

Hingga mereka meminta kepada Nabi Muhammad SAW. Beliau akhirnya bersimpuh, bersujud kepada Allah dalam sujud yang teramat sangat lama. Hingga akhirnya Allah memerintahkan Nabi Muhammad SAW untuk bangkit dari sujudnya dan meminta apa yang hendak beliau minta. Setelah itu maka dimulai lah proses hisab. Nabi Muhammad SAW  pun memberikan pertolongan kepada umatnya.

Manusia yang Pertama Bangkit dari Kubur

Seluruh manusia akan dibangkitkan dari dalam kuburnya pada hari di mana hisab akan dijatuhkan atas amal perbuatannya selama di dunia. Dalam beberapa riwayat disebutkan bahwa manusia akan dibangkitkan sesuai amalnya. Jika ia termasuk orang yang beruntung, maka ia akan dibangkitkan dalam keadaan yang baik, begitu pun sebaliknya. Lantas siapakah orang yang pertama kali dibangkitkan kelak? Jawabannya adalah Rasulullah Muhammad SAW.

أَنَا سَيِّدُ وَلَدِ آدَمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَأَوَّلُ مَنْ يُنْشَقُّ عَنْهُ الْقَبْرُ

Artinya: “Aku adalah penghulu anak Adam pada hari Kiamat, aku yang pertama keluar dari kubur” (HR Muslim 2278). [3]

Sebuah kisah haru yang kita ketahui, bahwa ketika beliau dibangkitkan, yang beliau tanyakan bukan lah keluarga atau sanak saudaranya melainkan umatnya. Semoga kita termasuk umatnya yang akan mendapatkan pertolongannya kelak, aamiin.

Bumi Allah Jadikan Tempat Bersujud

Dalam kutipan hadis riwayat Al Bukhari, “… Bumi ini dijadikan bagiku sebagai tempat sujud dan alat bersuci, maka di mana saja seseorang dari umatku mendapati waktu sholat telah tiba, hendaklah dia mengerjakannya …“. Biasanya ketika umat-umat terdahulu hendak beribadah, mereka harus beribadah di suatu tempat yang khusus dan tidak boleh di sembarang tempat. Namun berbeda dengan Nabi Muhammad SAW. Allah mengizinkan Rasulullah SAW beserta umatnya untuk beribadah di mana pun mereka berada. Bahkan banyak rukhshoh atau kemudahan dalam beribadah yang kita dapatkan. Salah satunya, kita bisa beribadah di dalam kendaraan ketika kita berpergian jauh.

Tidak Memiliki Bayangan

Sebuah selawat yang familiar dan sering kita dengar, “anta nuurun anta badrun, anta nuurun fawqo nuurin” yang artinya, “Engkau adalah cahaya, engkau adalah bulan purnama. Engkau adalah cahaya diatas cahaya”. Sebuah selawat yang merupakan pujian bagi Nabi Muhammad SAW. Dalam sebuah doa yang Rasulullah SAW panjatkan yang artinya, “Ya Allah jadikan cahaya dalam hati. Cahaya dalam pendengaranku. Cahaya dalam penglihatanku. Cahaya di sebelah kananku. Cahaya di sebelah kiriku. Cahaya di depanku. Cahaya di belakangku. Cahaya di atasku. Cahaya di bawahku. Serta jadikan aku cahaya.” (HR Muslim, Ahmad) [4]

Rasulullah SAW tidak memiliki bayangan ketika terpancar cahaya bulan atau matahari karena beliau merupakan cahaya itu sendiri. Keajaiban ini terjadi secara zahir dan nyata. Bahkan dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa beliau Allah beri kelebihan mampu melihat di kegelapan seperti di cahaya terang benderang dan mampu melihat di malam hari seperti di siang hari. (HR Al-Baihaqi). [5]

Ramatan lil 'Alamin

Sudah kita ketahui bahwa sepanjang sejarah manusia, muai dari Nabi Adam as hingga Nabi Muhammad SAW, Allah telah mengutus utusannya di muka bumi untuk menyampaikan tauhid. Namun Nabi-nabi sebelum Nabi Muhammad SAW hanya diutus untuk kaum nya tersendiri. Misalnya Nabi Hud as diutus untuk kaum ‘Ad, Nabi Luth as diutus untuk kaum Sodom, dan Nabi Musa as hanya diutus untuk kaumnya kala itu. Namun Nabi Muhammad SAW diutus untuk seluruh alam. Tidak terlepas dari bangsa Arab saja namun juga bangsa lainnya di muka bumi ini, tidak tekekang waktu dan zaman.

Beliau di sebut juga sebagai rahmatan lil ‘Alamiin yang berarti kasih sayang bagi seluruh alam. Bahkan dalam suatu riwayat, Nur atau cahaya Rasulullah SAW merupakan hal pertama yang Allah ciptakan sebelum makhluk Allah yang lainnya. Jika Nur Rasulullah SAW tidak diciptakan, maka tidak akan ada kehidupan.

Al-Qur'an

Merupakan keutamaan dan mukjizat yang paling agung yang pernah diturunkan Allah kepada manusia. Kedudukan mukjizat ini tidak bisa dibandingkan dengan mukjizat lainnya. Allah telah menurunkan kitab-kitab-Nya kepada para utusannya. Beberapa kitab Allah yang kita ketahui diantaranya kitab Zabur yang diturunkan kepada Nabi Daud as, kitab Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa as, kitab Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa as, dan beberapa Nabi mendapatkan suhuf yang merupakan lembaran-lembaran wahyu.

quran, light, recite-5385901.jpg

Adapun Al-Qur’an merupakan kitab Allah yang terakhir yang paling sempurna, yang melengkapi dan menyempurnakan ajaran Allah dari mulai Nabi Adam as hingga akhir zaman kelak. Salah satu keajaiban Al-Qur’an yang lainnya adalah kandungannya yang tidak terkekang oleh perkembangan zaman. Al-Qur’an masih bisa kita amalkan bahkan hingga hari ini meskipun sudah lebih dari 1000 tahun berlalu sejak diturunkannya. Al-Qur’an juga menjelaskan dengan detail hal-hal yang terjadi di masa lalu, masa kini, dan bahkan persitiwa yang akan terjadi di masa depan.

Al-Qur’an mengemukakan hal-hal yang mustahil diketahui oleh manusia pada zaman diturunkannya, 1000 tahun yang lalu. Manusia baru bisa mengetahui kebenarannya setelah perkembangan sains di era modern saat ini yang bahkan tidak lebih dari 200 tahun yang lalu. Seperti gambaran perkembangan janin di dalam rahim, adanya sungai yang menglir di bawah lautan, hingga perkara luar angkasa seperti bintang Neutron dan lubang hitam. Bahkan penyair paling pandai di zamannya pun mustahil bisa mengarang hal-hal seperti ini. Keajaiban ini mematahkan umpatan kaum kafir kepada Rasulullah SAW yang menyatakan bahwa beliau adalah penyair atau penyihir. Sungguh, Al-Qur’an adalah wahyu yang ditunkan oleh Allah Sang Pencipta alam semesta kepada utusan-Nya yang mulia, Muhammad SAW.

Beruntunglah kita bisa terlahir sebagai umat Nabi Muhammad SAW. Masih banyak keutamaan yang hanya dimiliki oleh Rasulullah SAW. Tidak mungkin dibahas hanya dalam satu artikel. In syaa Allah kita akan bahas dalam artikel-artikel lainnya. Mari kita sejenak berselawat kepada Nabi Muhammad SAW.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

Allahumma shalli 'ala sayyidina Muhammad wa 'ala ali sayyidina Muhammad

Sumber:
Penulis

Muhammad Rizky S.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!