Kita bahas lebih lanjut mengenai Ilmu yang bersifat fardhu kifayah. Mungkin hanya sebagian kecil dari kita yang mengetahui bahwa ilmuwan dalam berbagai bidang seperti ilmu kedokteran, matematika, fisika, geografi, hingga astronomi adalah para cendekia Muslim. Mereka mendalami ilmu dalam bidang masing-masing dengan tekun sambil berbekal iman dan takwa. Mari belajar mengenai ilmuwan-ilmuwan muslim!
Ibnu Sina
Ibnu Sina atau kerap disebut Avicenna adalah seorang pemimpin dalam pemikiran manusia. Guru besar bagi umat manusia setelah Aristoteles dan al-Farabi. Beliau lahir pada periode keemasan peradaban ilmiah Islam. Beliau mempelajari ilmu fisika dan metafisika yang menjadikannya terkenal dalam bidang kedokteran dan filsafat. Beliau juga tertarik pada ilmu matematika dan astronomi. Beliau merawat pasien tanpa bayaran dan mendapatkan ketenaran yang membuatnya dihormati oleh masyarakat sekitarnya. Beliau dijuluki sebagai asy-Syaikh ar-Rais (Guru Utama).
Ibnu Al-Haitsam
Ibnu al-Haitsam, sebagai salah satu ilmuwan alam Islam, dianggap yang tertinggi, terbaik, dan yang paling kukuh dalam ilmu alam. Beliau adalah salah satu ilmuwan alam terkemuka dalam segala zaman dan periode. Eropa mengenalnya sebagai Alhazen, yang merupakan penyimpangan dari kata Ibnu al-Haitsam.
Ibnu al-Haitsam awalnya tinggal di Bashrah, kemudian ia pindah ke Kairo atas undangan penguasa atas perintah Allah dan di sinilah Al Haitsam menghabiskan sebagian besar hidupnya dan menulis sebagian besar bukunya. Buku-bukunya menjadi rujukan utama para ahli dalam ilmu cahaya hingga abad ke-17 M, dan dikenal sebagai ilmu optik. Beliau adalah seorang ilmuwan yang rajin dalam mempelajari ilmu filsafat, kedokteran, astronomi, dan matematika.
Al Biruni
Nama asli al-Biruni adalah Abu ar-Rayhan Muhammad bin Ahmad al-Biruni. Ia lahir di pinggiran kota Khawarizm pada tahun 351 H. Ia mengunjungi ibu kota Arab dan tinggal di India untuk waktu yang lama dan meninggal setelah hidup sekitar 90 tahun. Beliau tidak hanya fokus pada studi ilmu dan penulisan dalam bidang astronomi, matematika, dan kedokteran, tetapi juga mempelajari kalender dan sejarah. Ia memusatkan perhatiannya pada seni, mencatat berita tentang bangsa-bangsa Timur secara umum dan masyarakat India secara khusus.
Beliau menyelidiki peristiwa-peristiwa di India, mendeskripsikan adat istiadat, dan menerangkan mengenai pakaian mereka dengan sangat detail. Karena itu para kritikus sepakat bahwa karyanya tentang sejarah adalah salah satu referensi terbaik untuk mengetahui berita tentang bangsa-bangsa Timur. Sebagian besar karya al-Biruni dalam bahasa Arab tetapi ia juga mahir menulis bahasa Persia. Al-Biruni adlaah salah satu ilmuwan terbesar pada zamannya dalam bidang matematika dan Diakui oleh orang Barat. Ia menjadi ilmuwan yang ahli dalam menghitung trigonometri. Al-Biruni juga terkenal dalam bidang Fisika, terutama dalam mekanika dan hidrostatika.
Selain ilmuwan Muslim di atas, masih banyak ilmuwan muslim lain yang merupakan keberadaan dan karya-karyanya Diakui oleh dunia, terutama dunia Barat yang dianggap sebagai negara hebat.
Dari sejarah ilmuwan muslim ini, maka dapat diambil kesimpulan, bahwa Islam tidak pernah membatasi mengenai Ilmu. Justru sebagai muslim yang baik, kita harus bisa menggali ilmu pengetahuan sedalam-dalamnya. Semakin kita gali, semakin banyak yang kita tidak tahu. Terbukti dari Firman Allah dalam Al Quran pada surat Al-Mujadalah, bahwa semakin tinggi ilmu kita, maka Allah akan meninggikan derajat kita.
Sebagai orangtua, mari kita mendukung anak-anak kita untuk menjadi seorang dokter, ilmuwan, sejarahwan, yang tetap mengkaji ilmu dari Al Quran, tetap belajar dan mengajarkannya. Juga jangan lupa untuk mengajarkan adab, prilaku yang baik. Semakin tinggi ilmu, adab dan prilaku pun semakin baik juga. Inilah hakikatnya hasil dari Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan dalam Islam. Semoga kita dan anak-anak kita diberikan ilmu yang bermanfaat oleh Allah dan bisa mengamalkannya untuk kebaikan Umat.
Sumber:
- Al Attas, 1993, Islam and Secularism, dalam buku Pendidikan Islam oleh Dr. Adian Husaini.
- Al Ghazali, Telaah Kitab ihya ‘Ulum Ad Din.
- Dr. Yusuf Al Qaradhawi. Fiqh Prioritas (Terjemah)
- Dr. Abdul Halim Muntashir, 2023, Sejarah Ilmu Pengetahuan (Terjemahan).
- Sugono, dkk, 2012, Kamus Bahasa Indonesia Sekolah Dasar Edisi Kedua.

Bisa dibaca lgi ttg profil Ibnu Sina dari pendapat para ulama lain..disini saya bukan untuk “menggurui” atau “sok tahu” yg saya fahami selama ini,kebenaran harus ditegakkan dan disiarkan.
https://muslim.or.id/58618-sikap-pertengahan-terhadap-ibnu-sina.html
Jazakillah infonya um..
Baarakallahu fiikum..