1001 Keajaiban Bulan Rajab

sky, moon, night-5114499.jpg

Bahkan Bulan Rajab disebut sebagai “Bulan Allah”. Bulan Rajab menyimpan segudang keajaiban yang sarat akan hikmah dan bisa kita ambil pelajarannya. Seperti yang kita ketahui, Allah membagi dan mengatur dengan kebijaksanaan-Nya, menjadikan dalam satu tahun terdapat 12 bulan. Diantara 12 bulan itu, Allah menjadikan 4 bulan sebagai bulan yang istimewa dan bulan Rajab adalah salah satunya. Apakah bulan Rajab memang se spesial itu? Mari kita menyelam lebih dalam, mengkaji 1001 keajaiban yang terjadi pada bulan Rajab yang mulia ini.

Isra Mi’raj

Allah menyebutkan dalam firman-Nya dalam QS. Al Isra [17] ayat 1 yang artinya, “Mahasuci (Allah) yang telah memperjalankan hamba-Nya (Nabi Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidilaqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat“.

Diantara mukjizat yang pernah terjadi kepada Rasulullah Saw, diantara ribuan kisah sejarah Nabi Muhammad Saw dan diantara peristiwa agung yang pernah terjadi dalam sejarah kehidupan adalah peristiwa Isra Mi’raj yang terjadi pada bulan Rajab. Pernahkah kita membayangkan bertemu dengan Rabb Sang Pencipta siang dan malam? Sang Pengatur setiap tetes air hujan? Sang Pemberi kehidupan itu sendiri? Sungguh tidak terbayangkan bagaimana Rasulullah Saw mengalami secara langsung peristiwa Isra Mi’raj yang agung ini.

Perjalanan yang mulia dan tidak mudah. Rasulullah mengalami perjalanan dari Masjid Al-Haram hingga ke Masjid Al-Aqsa lalu naik ke langit bersama Malaikat Kudus, Jibril as. Rasulullah Saw. bertemu dengan Nabi-nabi terdahulu pada setiap lapisan langit. Nabi Adam as di langit pertama, Nabi Isa as di langit kedua, Nabi Yusuf as di langit ketiga, Nabi Idris as di langit keempat, Nabi Harun as di langit kelima, Nabi Musa as di langit keenam, dan Nabi Ibrahim as di langit ketujuh. Rasulullah Saw Menembus lapisan langit hingga ke Sidratul Muntaha. Kemudian beliau kembali lagi ke Masjid Al-Haram dalam keadaan tempat duduknya yang masih terasa hangat. Sungguh hanya iman lah yang bisa memahami perjalanan itu!

Diturunkannya Syariat Salat 5 waktu

Melalui Isra Mi’raj ini lah kita mendapatkan tuntunan secara langsung oleh Allah untuk melaksanakan salat wajib yang 5 waktu. Sebetulnya, perintah awal yang Allah berikan adalah salat 50 waktu. Saat menerima berita tersebut, Nabi Musa as meminta kepada Rasulullah Saw untuk kembali kepada Allah meminta keringanan jumlah salat. Rasulullah kemudian naik dan turun beberapa kali menghadap Allah Swt hingga akhirnya atas kebijaksanaan-Nya, Allah memerintahkan salat yang awalnya 50 waktu menjadi 5 waktu. Namun, Nabi Musa as masih meminta Rasulullah Saw untuk meminta keringanan lagi kepada Allah. Tetapi Rasulullah Saw tidak mengabulkannya. Akhirnya salat yang diwajibkan kepada kita berjumlah 5 waktu yaitu subuh, dzuhur, ashar, maghrib dan isya. Betapa agungnya perintah salat, bahkan Allah menyampaikan syariat salat secara langsung tanpa melalui malaikat Jibril seperti syariat-Nya yang lain. Akankah kita melalaikan salat setelah mengetahui keagungan perjalanan syariatnya?

heaven, stars, moon-5114501.jpg

Bulan Haram

Allah telah menentukan pembagian waktu satu tahun menjadi 12 bulan. Dalam 12 bulan tersebut terdapat 4 bulan haram yang dimuliakan yaitu Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab. Mengapa disebut bulan haram? Terdapat dua pendapat yang masyhur; Pertama, bahwa pada 4 bulan ini, meninggalkan melakukan perbuatan maksiat lebih ditekankan daripada pada bulan-bulan lain. Kedua, bahwa pada bulan ini diharamkan dilakukannya pembunuhan.

Balasan pahala dari kebajikan yang kita lakukan akan dilipatgandakan. Amalan kecil bahkan bisa bernilai lebih mulia ketika kita laksanakan pada bulan ini. Namun layaknya pedang bermata dua, dosa yang kita dapatkan akan berlipat ganda juga ketika kita lakukan pada bulan ini. Hal tersebut menjadikan kita harus semakin berhati-hati karena pada hakikatnya, bulan Rajab menjadi perjalanan awal dalam mempersiapkan diri menghadapi bulan Ramadhan.

Bulan Menanam

Sebuah ungkapan seorang yang bijaksana, menjelaskan bahwa bulan Rajab, Sya’ban dan Ramadhan merupakan sebuah perjalanan yang berkesinambungan. Digambarkan seperti seorang petani, bulan Rajab merupakan bulan kita menanam. Bulan Sya’ban adalah waktunya kita merawat benih yang sudah kita tanam. Kemudian kita akan menanam hasilnya pada bulan Ramadhan. Benih apa yang kita tanam? Tentu benih-benih kebaikan dan ketaatan kepada Allah SWT.

Akankah seseorang yang menanam padi lantas dia mendapatkan jagung? Tentu saja tidak. Begitupun perjalanan kita pada bulan ini. Apa yang kita tanam dan usahakan pada bulan Rajab ini akan kita bawa hingga kita berjumpa dengan bulan Ramadhan, in shaa Allah. Mari kita persiapkan diri menghadapi bulan Ramadhan dengan terus berbenah diri di mulai dari bulan Rajab ini. Akankah kita menanam padi atau jagung? Ataukah kita akan menanam kebajikan dan amal salih? 

night, heaven, nature-189573.jpg

Bulan Rajab merupakan bulan yang sarat akan keajaiban dan peristiwa-peristiwa agung di dalamnya. Allah telah menjadikan bulan Rajab menjadi salah satu bulan yang dimuliakan. Masih banyak keajaiban yang terjadi pada bulan Rajab. Pertanyaannya, akankah kita menyia-nyiakan waktu kita di bulan ini? Mari kita manfaatkan waktu yang kita miliki di bulan ini dengan sebaik-baiknya sehingga kita bisa bertemu dengan Ramadhan dalam keadaan iman dan takwa kita yang terbaik.

Semoga Allah memberkahi kita pada bulan Rajab dan Sya'ban dan mempertemukan kita dengan bulan Ramadhan tahun ini, aamiin.

Budi
Penulis

Muhammad Rizky S

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!