Merupakan bulan ke sembilan dari perhitungan bulan hijriah. Bulan Ramadan merupakan bulan yang paling istimewa diantara dua belas bulan hijriah yang ada. Keistimewaan bulan Ramadan terdapat pada ibadah puasa yang kita jalankan, pada sejarah berbagai peristiwa yang terjadi di dalamnya hingga pada nama bulan Ramadan itu sendiri. Lalu, mengapa bulan ini dinamakan bulan Ramadan? Bagaimana sejarahnya? dan apa maknanya? Mari kita cari tahu bersama!
Sejarah Penamaan Bulan-bulan Hijriah
Pada masa Kilab bin Murrah (yang merupakan kakek buyut dari Rasulullah Muhammad Saw), tepatnya pada tahun 412 Masehi, para petinggi kabilah arab bersama berbagai petinggi lintas suku pada masa itu mengadakan konferensi yang bertujuan untuk menentukan nama-nama bulan supaya dapat memudahkan mereka dalam berniaga.
Dari hasil konferensi tersebut terciptalah nama-nama bulan hijriah yaitu; (1) Muharram, (2) Shafar, (3) Rabi’al-Awwal, (4) Rabi’al-Tsani, (5) Jumadal Ula, (6) Jumadal Tsaniyah, (7) Rajab, (8) Sya’ban, (9) Ramadhan, (10) Syawwal, (11) Dzulqa’dah dan (12) Dzulhijjah. Namun pada saat itu belum ditentukan urutan bulan-bulan tersebut.
Urutan bulan ditentukan pada masa khalifah Umar bin Khattab ra pada sekitar tahun 634-644 Masehi, yang berarti sekitar 220 tahun sejak nama-nama bulan hijriah dibuat. Bulan Muharram dipilih menjadi bulan yang pertama dan bulan Dzulhijjah menjadi bulan yang terakhir. Pada masa khalifah Umar ra juga ditentukan jumlah hari pada bulan hijriah yang menghasilkan selisih sebelas hari lebih sedikit dari jumlah hari pada bulan Masehi. Oleh karena itu, bulan Ramadan tidak selamanya terjadi pada musim panas.
Penamaan Bulan Ramadan
Perlu digaris bawahi bahwa pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), bulan Ramadan ditulis tanpa menggunakan huruf h. adapun kata Ramadhan merupakan bentuk tidak baku yang lazim digunakan oleh banyak orang.
Kata “Ramadhan” atau dalam bahasa Arab ditulis dengan رمضان berasal dari kata romadh (رمض) yang berarti panas yang menyengat atau membakar. Menurut Ustaz Ahmad Zarkasih, nama tersebut diambil karena cuaca yang sangat panas dan terik yang sering terjadi pada bulan Ramadan. Suhu udara pada bulan Ramadan lebih tinggi dibandingkan dengan bulan-bulan yang lain. Adapun penjelasan lain menurut Imam Al-Qurthubi, beliau menjelaskan bahwa bulan ini dinamai bulan Ramadan karena pada bulan ini dosa-dosa gugur dibakar hingga habis oleh amal-amal saleh.
Penjelasan diatas menjelaskan mengenai makna Ramadan secara zahir/tampak dan secara ghaib/tidak tampak. Sehingga dapat kita pahami bahwa bulan Ramadan merupakan bulan yang panas baik bagi tubuh kita ataupun batin kita. Namun justru dengan panas itulah bulan ini menjadi momen terbaik bagi kita untuk “membakar habis” (dalam arti membersihkan) lahir dan batin kita dari segala dosa dan semakin bersungguh-sungguh dalam beramal saleh.
Sumber
- NU Online: https://lampung.nu.or.id/syiar/mengapa-dinamakan-ramadhan-DvLMh
- Universitas Pakuan: https://www.unpak.ac.id/khazanah-ramadhan/asal-usul-penamaan-bulan-ramadhan-dan-artinya#:~:text=Menurut%20Dai%20yang%20juga%20pengajar,menyengat%20dibanding%20bulan%2Dbulan%20lain.
Sebuah pertanyaan:
Kenapa Allah memilih puasa sebagai amalan khusus yang wajib pada bulan ini daripada amalan lainnya?
Jangan lupa share kepada teman dan keluarga! Semoga mejadi amal jariyah (^_^)
