Telah berlalu waktu satu bulan di mana umat muslim menjalankan ibadah puasa Ramadan. Seolah sudah terbiasa, siang hari berpuasa dan malam hari berbuka. Suasana bulan Ramadan masih berbekas diantara sejuknya angin pagi saat berjalan menuju tempat salat Idul Fitri, seolah Ramadan mengucapkan salam perpisahannya. Semoga Allah memberikan kita kesempatan berjumpa dengan Ramadan selanjutnya.
Makna Idul Fitri
Idul Fitri dalam bahasa Arab disebut عيد الفطر (‘id al-fitr). Kata عيد (‘id) berarti “kembali”. Makna yang lebih dalam adalah sesuatu yang kembali dilakukan secara berulang kali dalam waktu yang terjadwal. Kemudian kata فطر (fitr) berarti “suci”, yang artinya sebuah keadaan fitrah manusia yang suci dan bersih. Dari dua makna tersebut, secara sederhana kita bisa memahami bahwa kata عيد الفطر berarti kembali kepada kesucian. Setidaknya setiap satu tahun sekali, kita kembali kepada kesucian pada momen Idul Fitri.
Makna tersebut bukan hanya berupa nama belaka. Idul Fitri bisa menjadi momen bagi kita bermuhasabah, melihat dan merenungkan kembali bagaimana kita mejalani bulan Ramadan tahun ini. Apakah kita menjalaninya dengan bersungguh-sungguh, setengah-setengah atau bahkan justru lalai? Sungguh hanya kepada Allah lah kita memohon ampun. Idul Fitri juga bisa kita pahami sebagai doa dan harapan. Setelah menjalani ibadah puasa, meskipun dengan berbagai kekurangan, kita berharap Allah menganugerahkan kesucian kepada kita dengan ampunan dan rahmat-Nya.
Dilema
“Apakah salah ketika saya merasa bahagia ketika Idul Fitri tiba? Ataukah saya harus merasa sedih karena Ramadan telah usai?”. Mungkin pernah kita merasakan khawatir salah menempatkan perasaan pada momen yang bahagia tapi juga menyedihkan ini. Perasaan hati manusia tidak bisa dimanipulasi begitu saja.
Wajar ketika kita merasa bahagia saat Idul Fitri tiba. Rasa bahagia itu bukan karena kita senang tidak usah puasa lagi ataupun senang karena Ramadan akhirnya selesai. Rasa bahagia kita muncul karena menyambut hari raya Idul Fitri. Bahkan pada hari raya ini Allah mengharamkan berpuasa supaya kita bisa merayakannya dengan kebahagiaan.
Amalan Sunnah pada Momen Idul Fitri
Dari buku How Did the Prophet & His Companions Celebrate Eid? hari raya Idul Fitri dirayakan pertama kali pada tahun kedua Hijriyah (624 M) atau usai Perang Badar. Mari cari tahu amalan yang Rasul Saw lakukan saat merayakan hari raya Idul Fitri.
Banyak megumandangkan Takbir
Takbir yang dikumandangkan ketika menyambut Idul Fitri termasuk takbir mursal yang artinya bacaan takbir yang bisa dikumandangkan kapan saja dan di mana saja (kecuali tempat kotor seperti toilet). Bacaan takbir pada momen Idul Fitri disunahkan dikumandangkan sejak malam 1 Syawal sampai waktu membaca takbiratul ihram pada salat Idul Fitri baik berjamaah atau sendiri. Adapun beberapa riwayat lain sebagaimana disebutkan oleh Syekh Sa’id Bin Muhammad Ba’ali Ba’asyin (Busyra al-Karim, hal. 426), bahwa batas mengumandangkan takbir adalah sampai waktu salat Idul Fitri di mana posisi matahari kira-kira setinggi tombak, baik sudah waktunya membaca takbiratul ihram atau belum.
Memakai Pakaian Terbaik dan Berhias
Menyambut momen bahagia ini sudah sepatutnya kita berhias sebaik mungkin. Kita disunnahkan untuk membersihkan diri, memotong kuku dan memakai wewangian. Perlu diperhatikan bahwa berhias disini bukan demi memikat lawan jenis atau memamerkan harta. Akan tetapi berhias sebagai bentuk bersyukur dan menyambut hari raya. Segalanya kembali kepada niat kita dan sungguh Allah Maha Mengetahui apa yang ada dalam hati kita.
Berhias pada hari raya diperuntukkan untuk seluruh umat muslim dan tidak dibatasi untuk orang-orang yang melaksanakan salat Idul Fitri. Namun dalam berhias diri ini harus tetap mengikuti syariat yang ada seperti menutup aurat dan tidak berlebih-lebihan.
Makan Sebelum Salat Idul Fitri
Sebelum berangkat ke tempat salat Idul Fitri, Rasulullah mencontohkan untuk memakan buah kurma dengan jumlah yang ganjil. Adapun bagi kita, tidak dibatasi untuk memakan kurma saja meskipun itulah yang dicontohkan oleh Rasulullah saw. Bahkan seteguk air pun tidak menjadi masalah.
Salat Idul Fitri
Salat Idul Fitri bisa dilakukan secara berjamaah ataupun sendiri. Namun tentu lebih utama dilakukan berjamaah kecuali jika ada kendala yang mengharuskan salat sendiri. Dalam perjalanan menuju tempat salah Idul Fitri, Rasulullah memilih rute yang berbeda ketika berangkat dan pulang. Rasul saw juga mengakhirkan salat Idul Fitri pada saat posisi matahari kira-kira sudah seinggi tombak, supaya umat muslim memiliki keluangan waktu dalam membayar zakat fitrah.
Mengunjungi Keramaian dan Bersilaturahmi
Pada saat hari raya Idul Fitri, Raulullah saw pernah menyaksikan pertunjukan atraksi tombak dan tameng. Bahkan saking asyiknya, Aisyah ra sampai melihat atraksi tersebut dari atas bahu Rasulullah saw.
Pada hari raya Idul Fitri juga, kita disunahkan untuk bersilaturahmi dengan sanak saudara kita. Rasulullah saw dan para sahabatnya kerap kali saling mengunjungi rumah satu sama lain dan saling mendoakan kebaikan. Adapun di Indonesia, kita memiliki tradisi yang bernama Mudik.
Tentang Mudik
Sedikit tentang sejarah mudik, kata “mudik” berasal dari bahasa Jawa Kuno, yaitu “udik” yang berarti “hulu” atau “bagian atas sungai“. Kata ini merujuk pada tradisi masyarakat Jawa yang berlayar ke hulu sungai untuk mengunjungi kampung halaman mereka.
Pada masa lampau, banyak orang Jawa yang tinggal di pesisir pantai. Ketika ingin mengunjungi kampung halaman mereka yang berada di pedalaman Jawa, mereka harus berlayar ke hulu sungai. Hal ini dikarenakan pada masa itu, transportasi darat belum berkembang pesat. Seiring waktu, makna kata “mudik” mengalami perluasan. Kata ini tidak hanya digunakan untuk merujuk pada tradisi berlayar ke hulu sungai, tetapi juga digunakan untuk merujuk pada tradisi pulang kampung secara umum.
Pada momen Idul Fitri juga, kita dianjurkan untuk saling memberikan ucapan selamat hari raya sebagai salah satu bentuk kebahagiaan dalam menyambut hari raya Idul Fitri. Meskipun Ramadan telah usai, semoga Allah senantiasa memberikan hidayah dan taufik kepada kita untuk senantiasa taat beribadah pada bulan-bulan lainnya. Semoga Allah menerima amal ibadah kita pada bulan Ramadan tahun ini dan mempertemukan kita dengan Ramadan selanjutnya, aamiin.
Sumber:
- Kemenag: https://www.kemenag.go.id/hikmah/idul-fitri-dan-beberapa-amalan-utama-rasulullah-saw-Q2x0C
- Yufid TV: https://www.youtube.com/watch?v=x1bMmb8j1xc
- Adi Hidayat dalam Ceramah Pendek: https://www.youtube.com/watch?v=rOf48bv0t0k&t=397s
Taqobalallahu minna wa minkum, shiyamana wa shiyamakum
Selamat hari raya Idul Fitri 1445 H
Mohon maaf lahir dan batin
